Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). ... lanjutan dari artikel sebelumnya dengan judul sama di link berikut:
http://mustraysmanagement.blogspot.com/2009/06/manajemen-sumber-daya-manusiamati.html
Singkat cerita, dari beberapa orang mantan anak buah Si Mano yg bekerja di perusahaan lain atau instansi lain itu sekarang ternyata mereka berprestasi. Bahkan ada yg mulai masuk kuliah S-2 sambil bekerja dengan penghasilan yg jauh lebih besar dari tempatnya bekerja semula, yakni PT. Om Ni. Ada juga mantan karyawannya yg telah lulus S-2, sehingga kini menjadi pengajar di universitas yg cukup terkemuka di negeri ini. Yang lainnya lagi ada yg menjadi PNS yg ditugaskan di luar negri. Ada juga yg kini kerja kantoran di perusahaan swasta lain dengan gaji yg juga jauh lebih besar dari PT. Om Ni.
Mendengar kisah sukses mantan anak buahnya ini, Si Mano mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memberi, dan sekaligus Yang Maha Pengasih. Bersyukur karena mereka kini menjadi orang-orang "hebat" di tempatnya bekerja yg baru. Namun demikian, di satu sisi Si Mano juga merasa ada sesuatu yg perlu mendapat perhatian dia. Perhatian dalam arti dia merasa bahwa dia perlu melakukan introspeksi diri. Mengapa?
Si Mano bertanya dalam hatinya, mengapa ketika mereka berada di perusahaannya yg dulu, atau ketika menjadi anak buah dia, mereka ini tidak bisa memberi kontribusi yg optimal. Ibarat mutiara, kenapa mereka ini tidak "bersinar" di dalam rumahnya yg dulu, sedangkan saat ini mutiara itu justru "bersinar" di rumah "tetangga", meskipun rumah itu kini telah menjadi "rumahnya?" Si Mano bertanya dalam hati:
- "Di mana motivasi kerja mereka saat itu? Siapa sebenarnya yg telah membuat mereka Mati Motivasi?".
- "Apa penyebab mereka ini Mati Motivasi. Apakah systemnya? Apakah kebijakannya? Ataukah perilaku seorang pimpinan yg telah membuat mereka menjadi dismotivasi?"
- "Apakah aku yg salah? Atau manajemen sumberdaya manusia (SDM) di perusahaannya yang tidak tepat?"
Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui pikiran Si Mano.
Lalu, apa yg akan dilakukan oleh Si Mano?
BERSAMBUNG....
http://mustraysmanagement.blogspot.com/2009/06/manajemen-sumber-daya-manusiamati.html
Singkat cerita, dari beberapa orang mantan anak buah Si Mano yg bekerja di perusahaan lain atau instansi lain itu sekarang ternyata mereka berprestasi. Bahkan ada yg mulai masuk kuliah S-2 sambil bekerja dengan penghasilan yg jauh lebih besar dari tempatnya bekerja semula, yakni PT. Om Ni. Ada juga mantan karyawannya yg telah lulus S-2, sehingga kini menjadi pengajar di universitas yg cukup terkemuka di negeri ini. Yang lainnya lagi ada yg menjadi PNS yg ditugaskan di luar negri. Ada juga yg kini kerja kantoran di perusahaan swasta lain dengan gaji yg juga jauh lebih besar dari PT. Om Ni.
Mendengar kisah sukses mantan anak buahnya ini, Si Mano mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memberi, dan sekaligus Yang Maha Pengasih. Bersyukur karena mereka kini menjadi orang-orang "hebat" di tempatnya bekerja yg baru. Namun demikian, di satu sisi Si Mano juga merasa ada sesuatu yg perlu mendapat perhatian dia. Perhatian dalam arti dia merasa bahwa dia perlu melakukan introspeksi diri. Mengapa?
Si Mano bertanya dalam hatinya, mengapa ketika mereka berada di perusahaannya yg dulu, atau ketika menjadi anak buah dia, mereka ini tidak bisa memberi kontribusi yg optimal. Ibarat mutiara, kenapa mereka ini tidak "bersinar" di dalam rumahnya yg dulu, sedangkan saat ini mutiara itu justru "bersinar" di rumah "tetangga", meskipun rumah itu kini telah menjadi "rumahnya?" Si Mano bertanya dalam hati:
- "Di mana motivasi kerja mereka saat itu? Siapa sebenarnya yg telah membuat mereka Mati Motivasi?".
- "Apa penyebab mereka ini Mati Motivasi. Apakah systemnya? Apakah kebijakannya? Ataukah perilaku seorang pimpinan yg telah membuat mereka menjadi dismotivasi?"
- "Apakah aku yg salah? Atau manajemen sumberdaya manusia (SDM) di perusahaannya yang tidak tepat?"
Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui pikiran Si Mano.
Lalu, apa yg akan dilakukan oleh Si Mano?
BERSAMBUNG....
No comments:
Post a Comment