Blogger Indonesia, atau siapapun Anda, menurut Anda pemilu legislatif 2009 ini apakah akan menghasilkan anggota DPR yg benar-benar qualified, bermutu, kompeten? Anggota DPR yg handal, politikus tulen yg benar-benar memperjuangkan kepentingan bangsa, kepentingan rakyat banyak, jujur dan kredibel? Politikus sejati yang memang layak menduduki kursi DPR karena memiliki kemampuan, skill dan pengetahuan yg memadahi untuk duduk sebagai anggota DPR?
Syukurlah kalau jawaban Anda adalah "Ya". Mungkin Anda termasuk golongan orang-orang optimis, atau Positive Thinking. Tetapi, kalau saya sendiri, seandainya ditanya hal yg sama saya akan mengatakan "Tidak". Inginnya, sich, menjawab "Ya", dan optimis demi Indonesia ke depan yg lebih baik. Tetapi melihat realita pemilu legislatif 2009, koq, seperti ini, saya jadi -orang Jawa bilang- "Miris".
Pengalaman yg bagaimana?
Inilah rahasia umum itu.
Sebagian besar rakyat kita sekarang ini berpendapat bahwa pemilu legislatif 2009 ini adalah saatnya untuk "menggorok" para Calon Anggota Legislatif atau Caleg sebelum mereka "menggorok" uang rakyat. Jadi Caleg yg "membantu" rakyat saat inilah yg akan mereka coblos.
Maka yang terjadi kemudian adalah para Caleg dipersilakan masuk ke RT atau kampung atau perumahan mereka, tetapi jangan harap mereka mendapat suara kalau tidak "membantu" sama sekali. Membantu apa? Macam-macam. Ada pavingisasi. Rehab tempat ibadah. Ada seragam Sinoman, seragam Ormas, dlsb. Ada juga uang mulai dari ratusan ribu hingga belasan, bahkan puluhan juta rupiah.
Jadi, Blogger Indonesia, sekarang ini ada RT, atau RW, atau dusun, atau perumahan yg menerima banyak "bantuan" dari banyak Caleg. Lalu suaranya dikasih siapa nantinya? Ya, mereka musyawarahkan. Dibagi-bagilah. Bahkan dalam satu keluarga saja mereka atur. Bapak mencoblos Caleg A, Si Ibu mencobolos Caleg B, Si Anak mencoblos Caleg C, dst. Ada juga "Wakil Warga" yg berani menjamin begini: "Warga Saya" akan 100% mendukung Bapak / Ibu Caleg dan kami tidak akan mengijinkan Caleg lain masuk ke wilayah kami asal Bapak /Ibu Caleg bersedia menyelesaikan proyek kami 100%, plus ini, plus itu."
Soal kampanye? Ini juga soal "bantuan" atau uang lagi. Ada "bantuan", ada "massa". Tak ada "bantuan", tak ada "massa". Sepuluh ribu rupiah? Dua puluh lima ribu rupiah? It's OK! Daripada nganggur, narik becak, atau ngojek. Capek. Mendingan kampanye, dong. Dapat makan. Dapat Snack. Bisa lihat artis ngebor, artis ngecor, dlsb.
Jadi, kalau ada kampanye pawai "massa" hingga ribuan orang, itu jangan segera dilihat sebagai massa sesungguhnya, kemungkinan besar itu adalah "Massa Bantuan". atau "Massa Bayaran" Fenomenanya adalah, ada orang yg kemudian pekerjaannya menjadi "Massa Bayaran" dan ada yg menjadi "Pengerah Massa Bayaran". It's about money, man...!!! Termasuk dalam hal pasang atribut partai. Fenomenanya sama persis.
Nah, Blogger Indonesia, kalau sudah begini, mau apa sekarang? Mau berharap Pemilu Legislatif 2009 nanti menghasilkan anggota DPR atau DPD yg kompeten? Ya, kalau kebetulan Caleg yg banyak "membantu" tadi adalah Caleg yg qualified dan kompeten..., ya bersyukurlah, karena rakyat saat ini diuntungkan dengan "bantuan" yg diterimanya, dan lima tahun ke depan diwakili anggota legislatif yg bermutu juga.
Masalahnya adalah, Caleg yg memenuhi kriteria qualified, kompeten, dan sekaligus "bisa membantu" itu ada berapa gelintir orang? Dan juga, rakyat pemilih yg tidak berorientaasi "bantuan" itu juga ada berapa gelintir? Itu saja. Jadi, kelihatannya pemilu legislatif besok itu hanya akan menghasilkan penanam modal. Investor. Bukan Legislatif handal, qualified, dan kompeten. Karena sebagian besar rakyat pemilih akan mencontreng Caleg yg memberi "bantuan". Dan mereka itu sebenarnya adalah "penanam modal" atau bisa juga dibilang "pencari kerja".
Syukurlah kalau jawaban Anda adalah "Ya". Mungkin Anda termasuk golongan orang-orang optimis, atau Positive Thinking. Tetapi, kalau saya sendiri, seandainya ditanya hal yg sama saya akan mengatakan "Tidak". Inginnya, sich, menjawab "Ya", dan optimis demi Indonesia ke depan yg lebih baik. Tetapi melihat realita pemilu legislatif 2009, koq, seperti ini, saya jadi -orang Jawa bilang- "Miris".
Miris itu kira-kira
maknanya was-was, karena melihat tanda-tanda yg sudah jelas mengarah kepada sebuah hasil atau akibat yg sangat buruk. Kenapa bisa begitu? Pengalaman saya sebagai Team Sukses salah satu caleg mambawa saya pada kesimpulan itu. "Miris".
Pengalaman yg bagaimana?
Blogger Indonesia, inilah fakta yg akan saya ceritakan, dan sepertinya sudah menjadi fenomena di mana-mana di Indonesia ini. Sudah menjadi "rahasia umum".
Sebagian besar rakyat kita sekarang ini berpendapat bahwa pemilu legislatif 2009 ini adalah saatnya untuk "menggorok" para Calon Anggota Legislatif atau Caleg sebelum mereka "menggorok" uang rakyat. Jadi Caleg yg "membantu" rakyat saat inilah yg akan mereka coblos.
Maka yang terjadi kemudian adalah para Caleg dipersilakan masuk ke RT atau kampung atau perumahan mereka, tetapi jangan harap mereka mendapat suara kalau tidak "membantu" sama sekali. Membantu apa? Macam-macam. Ada pavingisasi. Rehab tempat ibadah. Ada seragam Sinoman, seragam Ormas, dlsb. Ada juga uang mulai dari ratusan ribu hingga belasan, bahkan puluhan juta rupiah.
Jadi, Blogger Indonesia, sekarang ini ada RT, atau RW, atau dusun, atau perumahan yg menerima banyak "bantuan" dari banyak Caleg. Lalu suaranya dikasih siapa nantinya? Ya, mereka musyawarahkan. Dibagi-bagilah. Bahkan dalam satu keluarga saja mereka atur. Bapak mencoblos Caleg A, Si Ibu mencobolos Caleg B, Si Anak mencoblos Caleg C, dst. Ada juga "Wakil Warga" yg berani menjamin begini: "Warga Saya" akan 100% mendukung Bapak / Ibu Caleg dan kami tidak akan mengijinkan Caleg lain masuk ke wilayah kami asal Bapak /Ibu Caleg bersedia menyelesaikan proyek kami 100%, plus ini, plus itu."
Soal kampanye? Ini juga soal "bantuan" atau uang lagi. Ada "bantuan", ada "massa". Tak ada "bantuan", tak ada "massa". Sepuluh ribu rupiah? Dua puluh lima ribu rupiah? It's OK! Daripada nganggur, narik becak, atau ngojek. Capek. Mendingan kampanye, dong. Dapat makan. Dapat Snack. Bisa lihat artis ngebor, artis ngecor, dlsb.
Jadi, kalau ada kampanye pawai "massa" hingga ribuan orang, itu jangan segera dilihat sebagai massa sesungguhnya, kemungkinan besar itu adalah "Massa Bantuan". atau "Massa Bayaran" Fenomenanya adalah, ada orang yg kemudian pekerjaannya menjadi "Massa Bayaran" dan ada yg menjadi "Pengerah Massa Bayaran". It's about money, man...!!! Termasuk dalam hal pasang atribut partai. Fenomenanya sama persis.
Nah, Blogger Indonesia, kalau sudah begini, mau apa sekarang? Mau berharap Pemilu Legislatif 2009 nanti menghasilkan anggota DPR atau DPD yg kompeten? Ya, kalau kebetulan Caleg yg banyak "membantu" tadi adalah Caleg yg qualified dan kompeten..., ya bersyukurlah, karena rakyat saat ini diuntungkan dengan "bantuan" yg diterimanya, dan lima tahun ke depan diwakili anggota legislatif yg bermutu juga.
Masalahnya adalah, Caleg yg memenuhi kriteria qualified, kompeten, dan sekaligus "bisa membantu" itu ada berapa gelintir orang? Dan juga, rakyat pemilih yg tidak berorientaasi "bantuan" itu juga ada berapa gelintir? Itu saja. Jadi, kelihatannya pemilu legislatif besok itu hanya akan menghasilkan penanam modal. Investor. Bukan Legislatif handal, qualified, dan kompeten. Karena sebagian besar rakyat pemilih akan mencontreng Caleg yg memberi "bantuan". Dan mereka itu sebenarnya adalah "penanam modal" atau bisa juga dibilang "pencari kerja".
1 comment:
Good to see your page rank of 2.
Although i dont understand your blog language.
Post a Comment